Aneh emang di negeri ini,.. bagaimana tidak? setelah beberapa tahun lamanya Bangsa dan seluruh rakyat Indonesia mendambakan sebuah kemenangan yang besar dan krusial yang bisa membawa negara ini harum di kancah internasional. Dan akhirnya itu bisa terobati dengan kemenangan yang fantastis, kemenangan yang bukan karena keberuntungan, tapi kemenangan yang memang hasil dari kerja keras tim, organisasi permainan yang rapi, skill individu yang di atas rata rata, fisik yang prima serta mental baja, sehingga para punggawa Timnas Indonesia U 19 mampu menghancurkan juara 12 kali, raksasa Asia Korea Selatan.
Tapi entah kenapa setelah kemenangan ini terjadi ada saja yang ingin mencoreng kegembiraan bangsa ini, yaitu setelah Korea Selatan akan mengajukan banding tentang status pemain sekaligus bintang masa depan Indonesia yang mempunyai talenta tinggi seperti layaknya para playmaker klub eropa seperti Xavi Hernandes atau Andre Pirlo yang kedua nya itu mempunyai kejeniusan dalam bertanding. Adalah Evan Dimas pemain bintang itu, pemain dari klub Persebaya 1927 yang tidak di akui PSSI.
Perjalanan Evan Dimas sangat berliku hingga sampai sekarang. Sempat ditolak masuk tim SAD yang akan dikirim ke Uruguay karena alasan tinggi badan yang kurang (dasarr..!! emang Xavi, Mesii tinggi.. wah tidak bisa baca pemain nihh ganti aja staf pelatihnya tuhh), sehingga sempat membuat Evan kabur dari rumah. Namun setelah menjuarai turnamen di Hongkong nama Evan Dimas mencuat dan akhirnya tampil brilian menghipnotis jutaan pasang mata diseluruh Indonesia kala tampil memukau di pra kualifikasi AFC. Ternyata Indonesia punya pemain berskill berkelas Internasional..dan Tim yang bagus..
Andai saja jika Indonesia benar didiskualifikasi oleh AFC untuk pergi ke Myanmar tahun depan karena keberadaan status Evan Dimas, maka silahkan saja PSSI bertanggung jawab kepada seluruh bangsa Indonesia yang sungguh bangga dan merinding bulu kunduk kala para Garuda Muda mempermainkan juara 12 kali Korea Selatan.
