Selain harganya yang cukup mahal, harga konverter itu berkisar 15 juta, dan ini akan menjadi PR bagi pemerintah, apakah akan di subsidi atau tidak untuk mendapatkan alat konverter itu. Di Indonesia untuk ini pabrik yang memproduksi alat ini belum ada, sehingga masing mendatangkan dari Australia, Jepang atau pun Korea.
Jaminan keselamatan atas penggunaan bahan bakar gas juga akan menjadi salah satu yang perlu diperhatikan, jangan sampai terjadi banyak pristiwa meledaknya gas, ketika berlasungnya konversi minyak tanah ke gas. dari semua ini mungkin upaya pemerintah dalam menghemat energi yang semakin menipis cadangan minyak sehingga mencoba beralih menggunakan gas sebagai bahan energi. Kita tunggu saja!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar